Desir debu mengukir lirih jalanan
Anak terlantar liang gelap tak terukur
Bayangkan diri di masa depan kan bagaimana
Jalan goyah kaki pun lemah
Teriaknya menyisir jalanan
Memecah parau perkotaan
Berteriak dengan semangatnya
Sehingga kulitpun kian memekat
“Oh ayah…”
Keluhnya sepanjang jalan
Mengeluhkan nasib di tinggal jauh
Sang ayah berpulang, ibu tak lagi peduli
“Diriku bodoh di jalanan, entah kan mati esok pagi
atau hari ini.”
Gumamnya dalam hati yang lirih…
Meliani
20
Nopember 2012
0 komentar:
Posting Komentar