Sulur menyelidap dalam
selipan jarak kayu yang melapuk. Disanalah hidup organisme baru yang tumbuh dan
berkembang bersama. Semut-semut berkoloni setiap pagi bangun dan terlihat
istana pasir yang tlah meninggi, rayap-rayappun berbaris diantara lubang-lubang
kayu yang melapuk, mereka berbahagia dalam simfoni hidup.
Aku manusia yang hidup
diantara ilalang yang menguning. Dibawahku adalah air bercampur lumpur yang
memadu. Aku masih terpaku akan kesendirianku, dihadapan batu ini, dicumbu
angin, bibirku mengering.
Tak ku derukan pilu
layaknya amarah adinda. Ku tegarkan batin dibalik cahaya senja, berharap Sang
Kuasa mendengar keluh lirih hatiku, berharap Sang Pencipta dapat senyumkan aku
kembali. Di bukit ilalang yang hampa ini…
Meliani
9 Desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar