Pelatihan
Seni Lukis aku ikuti selama 2 tahun berturut-turut sampai saat ini, bakatku
melukisku menjadi kian berkembang dan aku bisa melukis diatas kanvas, dimana
aku hanya melihat orang di pameran dan di dalam TV memegang kuas dan melukis
diatas Kanvas, namun kali ini aku sendiri yang memegang kuasnya dan melukis
kanvas itu dengan imajenasi abstrakku. Untuk karya lukis pertamaku di atas
kavasku ini, aku melukiskan sebuah lambing love dan background lainnya dengan
bentuk yang simbolis dan menuliskan sebuah sebuah nama penuh makna dan cintaku
“INDONESIA”. Untuk karya pertamaku di atas kanvas, bentuk cintaku pada
negaraku.
Seperti
yang tertulis sebelumnya, aku memiliki mimpi untuk menciptakan suatu tulisan
yang bisa di baca dari banyak umat. Namun dimana-mana sebuah tulisan yang
dibaca dari banyak umat itu adalah suatu tulisan yang bermakna dan berkualitas.
Sedangkan aku tak memiliki banyak pelatihan tentang itu, hanya saja imajenasiku
yang bermain dan kata-kata yang kudapat dari buku. Kalaupun diajarkan sebagai
materi pembelajaran, itupun hanya sepintas selalu saja, hanya dasar-dasarnya.
Dibalik
itu aku pernah berpendapat dalam benakku, apabila disekolahku ini ada eskul
khusus untuk pelatihan menulis. Dalam fikir aku juga berpendapat bahwa sekolah
dilahirkan bukan hanya untuk memberitakan suatu teori-teori dan pembelajaran
formal saja, namun bagiku sekolah itu mencakup semua hal apalagi yang
bersangkutan dengan bakat, maka dari itu setiap sekolah menghadirkan yang
namanya eskul, dimana nantinya dari sekian banyaknya pilihan yang ada, akan
dipilih satu atau lebih eskul yang diminati siswa. Tapi, aku bertanya sendiri
dalam benakku “Mengapa eskul menulis tak dihadirkan disekolahku?” padahal
menulis adalah hal yang amat sangat dekat dengan pelajaran, bahkan mencakup
semua pelajaran khususnya Bahasa Indonesia, dimana disetiap buku terbitan mata
pelajaran Bahasa Indonesia, tak pernah lepas dari yang namanya cerita. Dimana
tulisan yang paling digemari manusia didunia adalah buku ceritam baik novel
maupun hanya cerpen. Untuk menulis buku terbitan semua mata pelajaranpun bagi
saya berkaitan kuat dengan kaidah-kaidah menulis, tentang tata bahasa yang
digunakan dan penyesuaian kata terhadap pembaca.
Menulis
bagi saya bisa menjadi jalan jihad dengan fikiran, dimana apabila suatu tulisan
itu bisa mempengaruhi fikir dan sikap seseorang menjadi lebih baik, maka itu
adalah pahala yang tak putus bagi si penulis bahkan walau ia telah meninggal
sekalipun (Amal Jariyah) dan selama ilmu yang tertulis masih bermanfaat bagi
orang lain.
Sehingga tak bisa
dipungkiri lagi begitu pentingnya dan begitu bermanfaatnya menulis bagi
kehidupan, bahkan Al-Qur’an pun memaparkan kata “Kalam”, dan harapanku agar
pelatihan menulis (eskul menulis) bisa diterapkan di SMPku tercinta ini. Bakat
menulis itu bagiku dimiliki oleh banyak orang, hanya saja wadah untuk
menampungnya dimana, apalagi remaja-remaja SMP, yang sedang tingginya
imajenasi, apalagi tentang cinta, sehingga bisa dengan mudah menuliskan suatu
tulisan, baik puisi, cerpen, maupun novel. Mungkin dengan adanya eskul itu,
bakat-bakat terpendam akan segera tergali dan dapat melahirkan generasi menulis
yang cerdas. Bagiku menulis tidak hanya dilakukan oleh penulis tulen atau
pemula, namun guru bahkan harus lebih aktif menulis. Menuliskan segala
ilmu-ilmu sesuai mata pelajarannya dan itu mungkin akan lebih WOW!!
0 komentar:
Posting Komentar