05
APRIL 2012
Wahai langit, tak kau
dengarkah jeritan kami yang menangis ini,, merinti di atas kusamnya catatan
kehidupan yang tak lagi mampu tuk menjadi pelampiasan tunggal perjalanan hidup
ini...,,,
Wahai bintang, tak pernah
kah kau pahami betapa gelapnya kehidupan yang ku lalui,, di saat aku tertindas
dan terhina dalam sebuah perbedaan yang sangat tajam,,
Wahai angin,, aku pernah
bermimpi menjadi yang terbaik dalam sebuah pahitnya kehidupan. Kau
tahu,,? Mereka tertawa terbahak-bahak,, menjawab segala apa
yang aku rasakan. Dengan hati yang tertekan dengan jiwa yang tertindas aku
terima semua yang ada,, mungkin memang ini yang harusnya ku terima dan aku
rasakan,,
Wahai tanah,, terkadang di
saat aku berpijak dalam naungan keresahan ini,, aku pernah
berfikir,, dan bertanya dengan gumaman yang menyayat,, apakah
Tuhan memberikan keadilan kepada setiap
umatnya? Dalam batin dan naluri aku tertekan akn pertanyaan itu,, sembari tangan menulis dengan hai yang
menangis, mungkin tak kan pernah ku
rasakan ini sebelumnya andai kata mereka dini dan tak meninggalkan ku tuk
sendiri.
Wahai mentari, tak pernahkah kau
sadari aku ini gelap walau ada dirimu,
kehidupan ku kelam, tak ada cahaya yang berani menerangi ini,, apakah
tak pernah ada yang memahami perihnya
jadi manusia tak di aggap..
Wahai Angan, temani aku
tuk jalanin perjalanan panjang yang tak kan pernah berujung ini,, temania aku
walau kau lelah jangan pernah kau lari,, rasa ku ini akn mati bila tak ada yang
menemani,, hingga ku mati, hingga nafas ini tak mampu tuk berhembus lagi,
sampai Tuhan memanggil tuk menemani ia disisinya,.
Kehidupan ku tak kan
pernah sebegini rupa andaikata aku tak menerima semua,,
__Meliani__
0 komentar:
Posting Komentar