Buyar
pandangnya menatap puing-puing yang hampir menyatu dengan tanah
Menimbun
beratus umat yang tak terselamatkan
Berngaing
deru tangis tertepis
Panas telinga
menyibakkan perihnya
Gelombang
mengamukkan tanah ini
Serambi
Makkah yang kami cintai
Pertanda
apakah sekiranya ini
Mungkin muak
dengan kebejatan manusia yang tak tahu diri
Ntahlah
Kini tanahnya
telah berlatak
Rata akan
tanah
Yang ada
hanya bentangan coklat
Menyatu padu
dengan beribu jasad
Jasad yang
siap tuk disemayamkan
Dalam satu
liang yang dalam dan panjang
Tanungpandan
30 Desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar