Dijejal
saja kau rentan
Walau
kini ragamu hanyalah puing dan patahan
Yang
menebar membentang di sepanjang jalan
Yang
terpencat terhalang berjuta gundukan
Beliung
memusarkan sudut kota riuh menelan
Puing-puing
kota dan ragamu menjadi pusaran
Cinta
dan kasih sayangmu sontak saja terselewangkan
Dibawa
angin, didesir pasir dan terselewangkan
Menjadi
magma yang mengalir enggan
Gelap
datang semua suka seakan ditelan
Cinta
dan kasih sayangmu tak punya jalan
Langkah
gontaimu kian melamban
Hampir
jatuh dan segera runtuh dalam impian
Menangis
merintih dalam angan
Bersimpuh
dalam naungan
Hendak
mati dan menghadapi takdir Tuhan….
Meliani
31 Desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar