Sepenggal harapan
Yang meraga pada kita
satu kawanan
Yang berdarah demi
merebut tapal batas
Menghajar mereka yang tak
pernah mengerti
Sepenggal harapan
Dibumbung buku-buku bambu
yang memadu patu
Merangkaikan angan dan
asa dalam nyala yang membara
Semangat yang berkobar
dalam desiran darah
Ketika itu
Tak peduli dengan
dentuman-dentuman yang memecah telinga
Tak peduli dengan gemuruh
riuh padamnya suasana
Tak peduli dengan semak
belukar yang memiangkan badan
Sepenggal harapan
Sepenggal kata
‘Kemerdekaan’
Ketika kami harus
menempuh jalan keras
Dan berdarah
Lalu?
Bagaimana kini???
Tanjungpandan
2 Februari 2013
0 komentar:
Posting Komentar