Kegiatan
masa kecil yang tak pernah aku lupakan
-Mancing
Teman
setiaku saat mancing itu adik sepupuku sendiri, Syahrul. Tempat pemancingan
kami tak jauh dari rumah kakek (waktu itu aku masih tinggal dirumah kakekku).
Sebuah lobang bekas penggalian timah menjadi sasaran ‘jaoran’ pancing kami.
Dengan bambu yang diambil dari belakang rumah orang, dengan pelampung yang
dipotong dari sandal jepit orang, serta pemberatnya yang diem-diem nyuri dari
gudang kamar kakek, hahaha…
Pengalaman
yang tak pernah terlupa saat mancing bersama adik sepupuku ini:
-Waktu
mancing di empang orang, ke-denger suara macan, karna kaget kita ya lari gak
peduli jalan yang kita lewatin itu adalah air-air genangan yang dipenuhi sampah
dan daun-daun sagu sampai-sampai jariku terkait kail pancing sepupuku itu,
sampe bedarah (Tumpeh-tumpeh) :D
-Waktu
mancing bareng kawan-kawan sepupuku itu, kawannya cowo-cowo semua, waktu itu
cuman aku doang cewe nya. Tapi Melia kecil tak peduli masalah itu. Kita waktu
itu lomba, siapa yang paling jago mancing, paling banyak dapetnya.
Peraturannya tak perlu banyak bicara (Kalo heboh bukan mancing bos, tapi
demo!!!), siapa yang banyak omong aku tatap tajam matanya (Karena aku pemimpin
pasukan) :D. dan sudah dalam perkiraan ku, ketika semua pada bengong menunggu
cacingnya dimakan ikan, sedangkan aku dengan bangganya mengangkat pancinganku
yang telah diberati ikan ‘Mengkawak’. Ikan pertama yang kami dapat. Selang
berapa menit aku mendiami pancinganku, akhirnya nilon pancinganku menerik lagi,
dengan bangga pula aku mengangkatnya. Anak-anak pada sirik, dibilangnya aku
pake ilmu :D. tapi, sialnya waktu tengah bangganya telah mengungguli
pertandingan kakiku malah kepeleset “BUUAAARR” kecebur deh sebelah kaki masuk
air dalam pula, sampai paha, celana pun basah, untung teman-teman buru-buru
narik tanganku, kalau tidak mati sudah digigit ular. Udah kecebur diketawain lagi.
Tanjungpandan
9
Pebruari 2013
0 komentar:
Posting Komentar