Blogger templates

Minggu, 10 Februari 2013

Cerita Tentang Melia Kecil (Mancing)




Aku masih teringat jelas tentang kisah-kisah, tentang cerita-ceritaku bersama sekawananku dulu. Dimana sebuah kebahagiaan tak henti terpancar dari masa itu. Walau terkadang tangis membelit kesal dalam hati. Namun tiadalah arti untuk sebuah masa kecil.

Kegiatan masa kecil yang tak pernah aku lupakan
-Mancing
Teman setiaku saat mancing itu adik sepupuku sendiri, Syahrul. Tempat pemancingan kami tak jauh dari rumah kakek (waktu itu aku masih tinggal dirumah kakekku). Sebuah lobang bekas penggalian timah menjadi sasaran ‘jaoran’ pancing kami. Dengan bambu yang diambil dari belakang rumah orang, dengan pelampung yang dipotong dari sandal jepit orang, serta pemberatnya yang diem-diem nyuri dari gudang kamar kakek, hahaha…

Pengalaman yang tak pernah terlupa saat mancing bersama adik sepupuku ini:

-Waktu mancing di empang orang, ke-denger suara macan, karna kaget kita ya lari gak peduli jalan yang kita lewatin itu adalah air-air genangan yang dipenuhi sampah dan daun-daun sagu sampai-sampai jariku terkait kail pancing sepupuku itu, sampe bedarah (Tumpeh-tumpeh) :D

-Waktu mancing bareng kawan-kawan sepupuku itu, kawannya cowo-cowo semua, waktu itu cuman aku doang cewe nya. Tapi Melia kecil tak peduli masalah itu. Kita waktu itu lomba, siapa yang paling jago mancing, paling banyak dapetnya. Peraturannya tak perlu banyak bicara (Kalo heboh bukan mancing bos, tapi demo!!!), siapa yang banyak omong aku tatap tajam matanya (Karena aku pemimpin pasukan) :D. dan sudah dalam perkiraan ku, ketika semua pada bengong menunggu cacingnya dimakan ikan, sedangkan aku dengan bangganya mengangkat pancinganku yang telah diberati ikan ‘Mengkawak’. Ikan pertama yang kami dapat. Selang berapa menit aku mendiami pancinganku, akhirnya nilon pancinganku menerik lagi, dengan bangga pula aku mengangkatnya. Anak-anak pada sirik, dibilangnya aku pake ilmu :D. tapi, sialnya waktu tengah bangganya telah mengungguli pertandingan kakiku malah kepeleset “BUUAAARR” kecebur deh sebelah kaki masuk air dalam pula, sampai paha, celana pun basah, untung teman-teman buru-buru narik tanganku, kalau tidak mati sudah digigit ular.  Udah kecebur diketawain lagi.

Tanjungpandan
9 Pebruari 2013

0 komentar:

Posting Komentar