Blogger templates

Minggu, 10 Februari 2013

Cerita Tentang Melia Kecil (Mancing) Bagian II


-Waktu mancing cuman berdua bareng sepupuku. Senyap banget waktu itu, mana kena angin sepoi-sepoi dibawah batang aduh ademnya, matapun serasa ingin bermimpi. Tapi tak bisa-bisa. Nah, ditengah-tengah kenikmatan dibelai angin (asoiiyyh) tiba-tiba pancingan sepupuku terik langsung saja kita tarik, sumpah berat, kita tarik berdua eh malah yang tadinya kepancing malah lepas. Kecewa ;( tapi kita berdua tak patah semangat, malah lebih bergairah untuk menunggu ‘jaoran’ kami. Tak lama setelah itu tiba-tiba pancingan sepupuku kembali terik, dengan hitungan kami berdua menariknya bersamaan. Saking kuatnya, pancingan sama yang dipancing hampir mengenai wajah, dari kejauhan sepintas saja aku berteriak bahwa itu ikan lele (karena panjang) setelah yang dipancing itu mengenai tangan dan kakiku lalu mendarat dipasir samping kakiku.
“RRRUUUUUUULLL,,, ULAR SAABAAAAAKKKK…” dengan rasa takut dan kaget kami berlari terbirit-birit mengabari hal itu kepada kakek. Eh kakek malah ketawa, bukan ‘sabak’ dibilangnya tapi ‘belut’ kami sedikit tidak percaya, tapi khayalku kembali naik, dalam fikir aku berangan “enak juga tuh belut buat digoreng” hahaha. Akhirnya aku, sepupuku, sama kakekku ‘menyelik’ kembali tempat mancing tersebut
Daaaaannnn akhirnya belutnya itu udah kabur, gajadi digoreng deh… :D

-Hasil tangkapan ikanku waktu itu banyak, akhirnya aku taroh semuanya dalam toples krupuk yang ukuran sedang, karena tak tahu lagi mau di taroh dimana, kalo di bak mandi gak mungkin. Jadi ikan-ikannya bergelut dalam 1 toples yang lumayan kecil. Tak apa, waktu itu aku belum mengerti perasaan ikan, hahaha. Waktu itu aku minum susu energen, karena rasanya kurang enak jadi aku berniat buat buang susunya, eh pas lewat dapur aku terlihat sama toples ikanku, aku mikir gini “Kalo manusia sama kucing diberi susu sehat ya, kalo ikan pasti sehat juga.” Jadi air  ikannya aku campurin sama energen, warna airnya jadi putih susu. Pas paginya aku lihat lagi ikanku sudah melayang di permukaan semua, alias mati. SEMUANYA MATI, aduh rasanya aku cape-cape mancing malah mati ikannya, mau nangis rasanya tapi gimana mau nangis toh kebodohan sendiri. Mau ketawa juga tapi gak enak rasanya. Hahaha jadi ikan ku semuanya habis ludes mampus dan dipatok ayamnya kakek...!!!


Tanjungpandan 10 Pebruari 2013

0 komentar:

Posting Komentar