Hanya secuil dan sepercik memandang uka bahkan tiada, ketika
sebuah hal bahagia tercipta oleh cinta. Tanpa disadari an difahami dari mana
awalnya dan berakhirpun terkadang tanpa pernah ku sangka duga
Terkadang cinta itu hadir dan ada diakibatkan dusta yang
pernah terlakoni, oleh cinta yang pernah terbesit luka. Tak tahu, alangkah
tingginya frekuensi jeritan hati. Mendenging meretakkan segala tabir yang
tersekat dunia.
Segala pun luka terkadang menjadikan diri semakin hari
semakin hina. Fakta bahwa cinta tak seutuhnya bahagia. Mendesak diri untuk
terkadang jauh dan menghindar dengan melampu merahkan diri sendiri, tapi apalah
daya, mana bisa!
Tak sedikit waktu yang tercecer untuk memandang luka itu,
tapi hanya nihilyang ku dapat. Diri pun menghindar tanpa sadar dalam
ketidakmampuan. Memang cinta tak banyak menuntut kebahagiaan
Aku ini, yang sedang mengembangkan sayap, mencoba untukk
menerima hukum yang ada. Dan terpaku dengan cinta dan memandang luka ketika ia
hadir saja. Menjadikan ia sebagai guru yang abadi dalam hidup.
Melia –Galok-
0 komentar:
Posting Komentar